Rabu, 21 Mei 2014





         
           Permainan tradisional merupakan jenis permainan yang mengandung nilai-nilai budaya yang pada                    hakikatnya merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan keberadaannya. Namun seiring dengan            kemajuan zaman, permainan tradisional ini mulai hilang apalagi di daerah-daerah perkotaan dan                      sangat disayangkan banyaknya anak-anak yang sudah tidak mengenal permainan tradisional ini,                    mereka lebih mengenal permainan yang modern seperti playstation, timezone dan game-game                        lainnya.Setiap permainan tradisional menampilkan sisi tersendiri untuk perkembangan kecerdasan                  anak. Hal ini sangat berbeda sekali dengan permainan modern yang berkembang saat ini.










                  Bunggo (Meriam bambu, Permainan Tradisional Gorontalo)

Ada satu permainan khas masyarakat gorontalo saat memasuki ramadhan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri. Permainan yang menjadi tradisi masyarakat gorontalo ini adalah Meriam Bambu atau dalam bahasa daerah gorontalo di sebut Bunggo. Permainan ini memerlukan bambu pilihan yang setiap ruas dalamnya dilubangi, kecuali ruas paling ujung, dengan diameter ukuran bambunya bermacam macam. Dentuman bunggo dapat kita dengar hanya pada Bulan Ramadhan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri, selebihnya atau di bulan  bulan lain tidak ada. Tak heran jika Anda berada di daerah gorontalo pada saat ramadhan, rasanya seperti berada di medan perang, terdengar dentuman meriam di mana mana. Bunggo merupakan permainan rakyat dan tradisi leluhur yang sudah turun temurun dan sejak berabad  abad tahun yang lalu.
Permainan unik ini dimainkan pada saat saat menjelang waktu santap sahur dan sore hari menjelang berbuka puasa. Kadang siang hari pun akan terdengar dentumannya. Permainan ini dimainkan oleh semua kalangan, baik dari anak  anak, remaja bahkan orang dewasa sekalipun. Mereka berkumpul di tanah lapang atau lahan sawah yang luas untuk menyalakan meriam bambu atau bunggo ini. Bunyi dari bunggo yang cukup nyaring seolah mengajak warga untuk segera makan sebelum waktu imsak tiba. Lokasi arena meriam bambu sengaja dibuat agak jauh dari permukiman agar tidak terlalu mengagetkan orang.
Permainan khas rakyat gorontalo ini, tidak memerlukan biaya banyak untuk membuatnya. Hanya 1 ujung bambu pilihan yang di potong hingga ruas bambu yang diperlukan hanya sekitar 5 atau 6 ruas, panjangnya mencapai 1 hingga 1,5 m. Kemudian setiap ruas bambu tersebut dilubangi hingga keujung bagian depannya. Yang tertutup tinggal ruas bambu bagian belakang yang bertujuan untuk menahan bahan bakarnya. Pada bagian belakang bambu ini di lubangi sebagai tempat menyalakan bunggo. Cara memainkannya seperti meledakkan meriam pada masa perjuangan melawan penjajah Belanda.
Lubang kecil pada bambu diisi dengan minyak tanah, hingga bahan bakar ini menggenang di dalam ruas bambu. Lalu disulut api hingga mengeluarkan bunyi ledakan. Semakin panas bunggo tersebut semakin keras ledakannya. Tradisi membunyikan bunggo pada Bulan Ramadhan hingga kini masih sangat kental di masyarakat gorontalo. Perlu adanya pelestarian dari budaya ini dan menjadikannya aset pariwisata dan seni budaya bangsa indonesia.Akan tetapi, seiring dengan pergantian tahun 2012 ke 2013 Bunggo yang dulunya dikenal sebagai permainan tradisional Gorontalo, kini mengalami reinkarnasi globalisasi. Bunggo yang dulunya menggunakan bahan dasar bambu, kini berganti Pipa Paralon bahkan sebagian menggunakan botol plastik air mineral yang kemudian disambung dengan lakban hingga membentuk layaknya sebuah Bazoka. Yang beda lagi, bunggo yang dulunya berbahan bakar minyak tanah, kini diganti dengan spitus.
Pada perayaan malam tahun baru 2013 di gorontalo, Bunggo medern menjadi salah satu alternatif pengganti petasan yang mewarnai hingar bingar perayaan malam pelepasan tahun 2012.
Dari segi ledakannya mungkin bunggo modern lebih memiliki daya ledak yang lebih besar dibandingkan dengan bunggo tradisonal. Namun dari tinggkat keamanannya saya lebih memilih bunggo tradsional.

0 komentar :

Posting Komentar

I
S
U
N
I
T
N
A
L
I
W